PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Aceh

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Aceh

BSIP ACEH MENJADI NARASUMBER PADA RAKERDA KABUPATEN SIMEULUE




[Simeulue, 13 Mei 2024] Dalam rangka meningkatkan produktivitas komoditi tanaman pangan menuju ketahanan pangan yang berkelanjutan, Kementerian Pertanian kembali menggerakkan Upaya Khusus (UPSUS) padi dan jagung. Untuk provinsi Aceh, Menteri Pertanian mengintruksikan untuk fokus pada produksi padi dan jagung. 

Menindaklanjuti arahan Mentan tersebut, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Aceh Firdaus, S.P., M.Si melakukan kunjungan lapangan sekaligus menjadi Narasumber Pada Hari Kerja Darerah (Rakerda) Kabupaten Simeuleu yang dilaksanakan pada Gedung Serbaguna Komplek Pendopo Bupati Simeulue, pada Rabu, 8 Mei 2024 di Kota Sinabang. 

Pada kunjungan tersebut Tim BSIP Aceh yang dihadiri langsung Kepala Balai Firdaus, S.P., M.Si didampingi Ketua Tim Program dan Evaluasi (PE) Husaini Yusuf, S.P., M.Si bersama Tim Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh dan Tim Dinas Pertanian Pangan Simeulue mengikuti Rapat Kerja Daerah (Rakerda) bersama Bupati dan Forkopimda serta seluruh Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setiap kecamatan. 

Firdaus sebagai Penanggung Jawab kegiatan Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan di Kabupaten tersebut menjelaskan bentuk kegiatan kepada Penjabat Bupati dan Forkopimda pada Rakerda tersebut. 

Mewakili Kementerian Pertanian, Firdaus yang juga sebagai narasumber pada Rakerda itu turut menyampaikan beberapa point penting terkait dinamika ancaman ketahanan pangan Nasional dan darurat pangan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pertama, menurutnya Indonesia kini termasuk salah satu negara yang terdampak langsung perubahan iklim dan fenomena Elnino. 

Oleh karenanya, Indonesia harus mampu mandiri pangan untuk rakyat sendiri. Menurut data yang disampaikan dalam beberapa tahun terjadi penurunan luas tanam dan luas panen sehingga menyebabkan produksi padi menurun. Lalu, negara yang selama ini sebagai pengimport beras Indonesia membatasi bahkan tidak bersedia untuk import beras kepada Indonesia disebabkan kecukupan di negaranya sendiri terancam.

Pada Rakerda yang mengambil tema Humasa Sebbel/ Khumaha Heba (Tanam Secara Luas) itu membahas aspek teknis dan non teknis terkait jadwal turun sawah Musim Tanam (MT) Gadu 2024 di Kabupaten Simeulue. Hasil kesepakatan duek pakat antara Pemerintah Daerah dengan petani disepakati turun sawah akan dilakukan secara serentak pada bulan Juni 2024. 

Pada kesempatan tersebut PJ Gubernur Aceh yang diwakili Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Ir. Cut Huzaimah, M.P menyebutkan untuk tahun 2024 Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengalokasikan sejumlah bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Simeulue. Diantaranya adalah traktor roda dua sebanyak 45 unit, optimalisasi lahan 4000 hektar (Ha), bantuan dolomit sebanyak 1000 ton, irigasi perpompaan 4 unit, alat pompanisasi 10 dan benih padi serta penambahan alokasi pupuk sebesar 340 ton. 

“Bantuan dalam jumlah yang besar ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Pemda Simeulue untuk membatu petani dalam meningkatkan produksi petani khususnya tanaman pangan” harap Huzaimah.

Bupati Simeulue secara langsung mengucapkan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Pusat dan Provinsi Aceh atas komitmennya dalam membantu petani dalam meningkatkan produksi petani di Simeulue. “Pada kesempatan ini saya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh atas berbagai bantuan kepada petani kami disini. Semoga ini mampu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan mereka” pinta Bupati (HY)