PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Aceh

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Aceh

Pemenuhan Kebutuhan Standar, Tim BPSIP Aceh lakukan Identifikasi Standar Komoditas Padi




 [Aceh Tengah & Aceh Utara, 31 Juli 2024] Untuk menghasilkan dokumen kebutuhan SNI spesifik lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna/pelaku utama/pelaku usaha, Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Aceh yang merupakan lembaga vertikal di bawah Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian melakukan inventarisir dan identifikasi kebutuhan standar komoditas padi.

 
Pelaksanaan identifikasi diawali koordinasi dengan Dinas Pertanian Aceh Tengah dan Dinas Pertanian Aceh Utara pada Selasa 30 Juli 2024. Koordinasi dilakukan dalam bentuk diskusi  dan sharing informasi terkait kendala dan kebutuhan petani padi di lokasi. Hal ini bertujuan untuk melengkapi data dan informasi awal dalam penyusunan dokumen kebutuhan rancangan standar komoditas padi spesifik lokasi.
 
Penanggungjawab kegiatan, Eka Fitria SP.,M.Si menyampaikan, perolehan data dan informasi lanjutan akan disebarkan melalui kuesioner dengan responden terdiri dari petani/penangkar, penyuluh lapangan dan beberapa dari Dinas terkait. Inventarisasi dan identifikasi standar padi spesifik lokasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing padi.
 
Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah yang diwakili oleh bapak Anwar selaku staf Prasarana Sarana Pertanian menyampaikan kondisi padi saat ini baru selesai dipanen. Sumber air untuk mengairi sawah tersebar pada 4 kecamatan di Aceh Tengah, yaitu kecamatan Bintang, kecamatan Jagong, kecamatan Pegasing, dan kecamatan Lut Tawar. Potensi luas sawah tadah hujan yang dapat dialiri air adalah 135 ha. Harapannya adalah pemanfaatan lahan sawah dengan meningkatkan indek pertanaman (IP) padi. Varietas yang paling banyak digunakan adalah varietas lokal.
 
Erwandi, SP., M.Si selaku Kepala Dinas Pertanian Aceh Utara juga menyebutkan potensi luas areal tanam padi gogo didaerah tersebut seluas 3.777 ha. Untuk mengoptimalkan penanaman padi gogo dilakukan tumpang sisip (TUSIP) pada lahan sawit. Varietas yang digunakan oleh petani saat ini adalah Inpari 32. ”Semoga kedepan kami bisa mendapatkan bantuan benih padi gogo, sehingga nantinya bisa diperbanyak oleh petani penangkar”, ujarnya. (Rn)