PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Aceh

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Aceh

MANTAPKAN IP2SIP GAYO DAN PAYA GAJAH, BSIP ACEH LAKUKAN PEMETAAN (MAPPING) LAHAN DETAIL KEBUN




 [Aceh Tengah & Aceh Timur, 28 Agustus 2024] Dalam rangka mengoptimalkan kedua Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (IP2SIP) Gayo dan Paya Gajah, Kepala BSIP Aceh Firdaus, S.P., M.Si bersama Ketua Tim Program dan Evaluasi Husaini Yusuf, S.P., M.Si, melakukan pemetaan (mapping) lahan secara rinci (detail) pada dua kebun tersebut pada Kamis dan Jumat (22-23 Agustus 2024). Sebelum melakukan pemetaan lahan di lapangan, Firdaus memberikan arahan kepada seluruh staf pada kedua IP2SIP itu.

 
Pemetaan ini bertujuannya untuk mendapatkan data detail terkait jumlah populasi tanaman, jarak tanam hingga kebutuhan input produksi pada tanaman. Diharapkan dengan adanya data yang rinci manajemen pengelolaan kebun dapat melakukan strategi pengembangan kebun dengan mudah dan terukur sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi pekerja dan negara melalui PNBP. 
 
“Pelaksanaan kegiatan ini merupakan upaya BSIP Aceh dalam rangka pengembangan IP2SIP. Tentu program kegiatan tersebut tak lepas dari kegiatan standardisasi produk, proses maupun sistem pada komoditas unggulan kedua kebun tersebut” sebut Firdaus.
 
Secara tugas dan fungsi, kedua IP2SIP tersebut memang memiliki tugas sebagai lembaga pengujian dan penerapan standar pertanian dimana IP2SIP Gayo dan Paya Gajah memiliki karakteristik sebagai lokasi kebun koleksi, penghasil sumber benih, diseminasi standar, kebun produksi bahkan sebagai lokasi agrowisata seperti di IP2SIP Gayo. 
 
“Selama ini lahan IP2SIP Gayo dan Paya Gajah masing-masing sebagai kebun Kopi Arabika Gayo dan Kelapa Dalam. Namun di IP2SIP Paya Gajah tanaman kelapa mulai kurang produktif karena faktor umur tanaman. Oleh karena itu perlu dicari solusi konkrit untuk pengembangannya” ujar Kepala BSIP Aceh.
 
Kondisi berbeda terdapat pada IP2SIP Gayo. Sebagai penghasil sumber benih dan bibit, IP2SIP ini terus melejit dengan memproduksi bibit kopi arabika terstandar yang didiseminasikan ke seluruh stakeholder kopi arabika terutama di dataran tinggi gayo. Disamping juga sebagai Kebun Bibit Induk (KBI) dan laboratorium plasma nutfah kopi arabika. Kondisi eksisting tercatat bahwa IP2SIP Gayo memiliki 60 varietas kopi arabika dari berbagai negara di dunia. 
 
Ketua Tim Program dan Evaluasi BSIP Aceh Husaini Yusuf, S.P., M.Si pada kesempatan tersebut menambahkan bahwa program koordinasi dan sinkronisasi merupakan strategi BSIP untuk mendorong IP2SIP dalam meningkatkan produksi dan PNBP pada tahun akan datang. (HY)